Tere Liye Semprot Ahoker: Situ cuma jadi Penonton Reklamasi, Rugi amat belepotan mendukung kagak dapat apa-apa

uyu
8 -


Inilah Pluit City! Salah-satu pulau reklamasi di masa depan. Ada puluhan menara apartemen, perkantoran, mall, perumahan, dsbgnya. Salah-satu gambar masa depan dari belasan pulau yang sedang dibuat di pantai utara Jakarta. Jutaan kubik tanah, pasir akan ditumpahkan untuk membentuk pulau ini.

Siapa yang bisa menikmati pulau-pulau ini? Kita?

Sorry, dek. Tahun 2013, satu petak rumah tapak di sini, dijual dengan harga paling murah 3,9 Milyar (6x18m). Belum jadi sudah segitu harganya. Kalau sudah jadi betulan, bisa 6-8 Milyar rumah 100m persegi. Situ mau beli? Kalau gaji cuma Rp 30 juta per bulan, ngimpi. What? Gaji cuma 5 juta per bulan? Nasib. Paling cuma numpang lewat doang, itupun kalau jembatannya tidak diportal sama mereka.

Susah sekali menjelaskan soal ini ke pendukung reklamasi. Hello, siapa yang akan menikmati pulau tersebut? Kelompok super elit. Kita mah, cuma penonton.

Rugi amat belepotan mendukung, kagak dapat apa2.

Hentikan reklamasi! Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, dsbgnya, hentikan! Demi keadilan sosial, itu masih ada di pancasila kita loh? Atau kita hapus saja sila tentang ini? Kalau situ mau bangun 'giant sea wall', maka bangun saja 'wall'-nya tanpa pulau buatan, nggak usah pakai kedok, tapi ujung2nya tujuannya lain.

*foto dari website Pluit City (http://www.pluitcity.com/)

**Jika kalian benci baca postingan ini, tolong bantah dengan argumen setara. Hari gini cuma modal maki, nge-bully, dll, sudah kagak jaman. dan sy doakan, semoga besok2 kalian memang menikmati hasil reklamasi ini.

-by Tere Liye-


ii

0 Response to "Tere Liye Semprot Ahoker: Situ cuma jadi Penonton Reklamasi, Rugi amat belepotan mendukung kagak dapat apa-apa"

Posting Komentar